MOH. SYARIF HIDAYAT
DAYANG SUMBI
-dinayoga
Engkau datang dari utara
Menerjemahkan dongeng purbakala menjadi nyata
Senyata penglihatanku melihat pesonamu
Bidadari yang mengusik rindu.
Mereka terpana, mereka terpesona
Tepuk tangan bergemuruh begitu lama
Selama kumenatap wajah yang ayu
Dayang sumbikah itu?
Sangkuriang! Dimanakah kamu?
Ahai ternyata di situ
Bersemayam dalam diriku
”Mari, mari, kusambut selendangmu.” Katamu.
Dayang Sumbi! Engkaukah itu?
Bukan! Aku Dina, tetapi indangnya ada di dalamku.
Depok, Oktober 2009
BANDUNG-PANJALU
Siapa yang mau ke
Elf ngetem cari muatan
Datang ke
Jalu jalu jalu!
Jalu neng?
Elf nongkrong di stasiun hall
Pulang ke Panjalu terasa pegal
Huh!
Kucatat: Lima tahun tak pulang-pulang!
Memilih lebaran di Kuningan.
DI
Apa yang kau cari di sini Fa?
Makanan, kopi hangat, atau jus mangga?
Aku mencari puisi!
Tak ada. Betul-betul tak ada.
Bagaimana mungkin menulis puisi di sini
Kalau bourdieu, Foucault, dan Derrida mungkin ada
Tapi sepertinya juga menguap di udara.
Kemana kucari puisi?
Aha. Mungkin di taman, danau,
Atau di jembatan merah?
Tak ada. Betul-betul tak ada.
Jadi?
Kucari di kostan saja
Mungkin terselip di tumpukan celana.
Depok, 29 November 2009
No comments:
Post a Comment